Hermenetika dapat digunakan dalam bidang
apapun seperti hermenetika orang tua dengan anak, hermenetika guru dengan siswa
dan lain sebagainya. Unsur dasarnya adalah lurus dan melingkar. Setiap orang
berbeda keterampilannya dalam menembus ruang dan waktu karena ruang dan waktu
itu berdimensi-dimensi. Pemikiran orang berpendidikan dengan yang tidak berbeda
dalam menembus ruang dan waktu. Melingkar artinya berinteraksi. Yang diatas
guru, yang di bawah murid, demikian pula hubungan antara kakak dengan adik,
akhirat dengan dunia, dst, dan ternyata hal itu pun meliputi yang ada dan yang
mungkin ada. Tanaman pun berhermenetika, artinya bagaimana tanaman itu
berhemenetika dengan matahari. Maka harapannya setiap kita dapat bebas,
merdeka, dalam mengekspresikan diri kita dalam menjalani kehidupan ini. Namun,
harus hati-hati dan mempunyai pedoman yang kuat dalam menjalani hidup karena
banyak hal-hal negatif yang dapat merugikan diri kita yang berasal dari dalam
maupun dari luar diri kita.
Manusia semakin
sombong karena hanya memikirkan dunia
yang satu. Ketidakpahaman kita terhadap ilmu, membawa kita ke dalam sikap tidak
tahu. Akibatnya kita pun terperdaya dengan kesewenangan orang-orang yang
merugikan kita sendiri. Ketidaktahuan kita terhadap sesuatu yang sebenarnya
merugikan kita, menjadi penyebab bagi kita dalam menerima suatu hal yang
sebenarnya tidak baik dalam kehidupan atau diri kita. Maka ketika Indonesia
dijajah Belanda pun mereka bersikap toleran. Artinya, tidak ada pemberontakan
dan sejenisnya untuk lepas dari penjajahan. Hal itulah penyebab dari manusia
yang kurang berilmu.
Bangsa yang satu
berarti bahwa ada satu kekuasaan yang mengatur dunia. Hal itu dimaksudkan agar
kita siap dalam mengahadapi masa depan, seperti halnya dalam menghadapi kiamat.
Namun, bagi orang yang berfilsafat dengan tidak meletakkan spiritual di tempat
yang paling, atas maka ia akan mendapatkan kesalahan seperti mempermainkan
tuhan.
Dalam kehidupan,
hermenetika ada yang rutin. Misalnya, hari senin bertemu lagi dengan hari senin,
bulan Juni bertemu lagi dengan bulan Juni, sore ketemu sore lagi, dst. Selanjutnya,
ada pengembangan diri yang dalam filsafat itu berarti mengadakan yang mungkin
ada, membisakan yang mungkin bisa, dan sejenisnya. Jadi, dalam mengembangkan
diri berarti membuat sesuatu yang belum ada menjadi ada. Hal itu bisa meliputi
pengalaman, pikiran, konsep, spiritual, termasuk juga yang mungkin ada,
sehingga yang mungkin ada itu meliputi yang ada dan yang mungkin ada.
Seperti halnya
dalam membangun keluarga sakinah. Setiap bertemu istri atau suami,
masing-masing memperhatikan satu sama lain dalam rangka membangun hidup yang
lebih berkembang. Artinya bahwa masih ada banyak hal dalam hermeneutika ini.
Jadi, begitu luar biasanya hermeunetik of
life.
Pendekatan pada
matematika, maka ada matematika konkret, model konkrit, model formal, dan
matematika formal. Di negara barat istilahnya adalah gunung es, maka jika di
Indonesia, konsep gunung es tersebut dapat digambarkan melalui gunung merapi.
Artinya, konsep bentuk gunung ini dapat digambarkan sebagai gambaran terhadap
matematika realistik.
Berbicara
tentang gunung merapi, maka metafisiknya, di sebalik gunung adalah kekuasaan
Tuhan. Adanya fenomena tersebut jika kita tidak siap maka hal itu itu akan
menjadi bencana, tetapi jika kita siap maka hal itu akan menjadi hiburan.
Seperti halnya dalam pembelajaran matematika. Matematika akan menjadi bencana
bagi siswa jika siswa belum siap menerima matematika sehingga agar siswa senang
dengan matematika maka siswa harus siap terlebih dahulu. kesiapan itu antara lain
berkomunikasinya dengan dunia siswa yang berkaitan dengan urusan psikologis dan
education. Dari pemikiran Husher dijelaskan bahwa ada dua unsur fenomenologi
yaitu idealisasi dan abstraksi. Dalam
filsafat, yang fenomena itu meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Matematika
itu idealis. Jadi, pure mathematician, anak, orang tua, dan semuanya mengenal
fenomenologi.
Yang menjadi
problem sekarang yaitu bahwa kaum absolutis itu masih menguasai dunia
pendidikan anak-anak. Jika mereka menguasai dunia pendidikan mereka sendiri
maka hal itu tidak menjadi masalah. Kaum absolutis antara lain kaum formal,
logicism, kaum rasionali, platonism. Mereka itu absolutism/pure intuition/basic
sains karena setiap negara industrial atau tecnological Pragmatis membutuhkan absolutism
sebagai anak emas atau ujung tombak karena ilmunya disitu. Namun, hal itu tidak
akan sesuai diterapkan di dunia pendidikan anak. anak tidak bisa menerima ilmu
yang belum mampu dipahami. Anak tidak bisa menerima secara absolut tentang ilmu
sains yang diberikan oleh kaum absolutis. Maka bagi guru yang mengerti hal ini
mempunyai tugas untuk merebut kembali intuisi siswa dan mengembangkannya.
Intuisi itu harus didahului dengan
kesadaran, persepsi, dan interaksi (sensorimotor). Ketika tidak bisa melihat,
maka bukan berarti sudah kehilangan intuisi karena manusia masih memiliki
indera pendengar dan lainnya sehingga ia mempunyai intuisi ruang. Intuisi
berproses sejak anak masih kecil. Menurut Immanuel Kant, dalam diri kita
terdapat 4 kategori. Pertama quantity,
sebagai contoh ketika anak menginginkan sesuatu lagi maka ia mengerti quantity. Selanjutnya ada regulasi,
relasi, dan probability (mungkin). Seorang anak ketika diminta untu memilih
diantara dua misalnya, maka sebenarnya ia telah memiliki suatu probability dalam dirinya. Selain itu
ada istilah apodiktif (kepastian).
Ketika seorang anak dapat menentukan jumlah sautu banyak benda maka ia telah memiliki
kemampuan apodiktif.
Hal itu tentu berbeda dengan platonism yang mendidik siswanya dengan
sangat keras karena guru yang paling utama sedangkan siswa menjadi objek guru
yang dapat dimasuki apapun dari guru. Bukan hal itu yang diharapkan oleh
pendidikan anak. Namun, dengan membangun intuisi anak dengan bereksperiment,
interaksi dan melakukan aktivitas-aktivitas.
Matematik formal bukanlah strategi yang
baik untuk siswa tetapi school matematik lah yang lebih sesuai untuk siswa
karena siswa akan mengalami dan mengerti apa yang dialami. Misalnya, siswalah
yang mengerti jumlah lantainya, bukan guru. Hal itulah yang dimaksud sebagai
kontekstual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar