Password: Teacher, Mathematics
Matematika merupakan suatu unsur dalam bidang
keilmuan yang meliputi berbagai unsur dalam kehidupan yang terdiri dari
struktur, ruang dan lain sebagainya. Dalam kalangan ilmuwan, matematika
diteliti sebagai obyek penelitian yang mencakup unsur struktur, konfigurasi,
dsb.
Dalam pendidikan sekolah, matematika sebagai bidang study ilmiah yang harus dikuasai oleh peserta didik sejak
dini. Penghitungan merupakan salah satu unsur
matematika yang sangat dominan. Namun, matematika bukanlah sekedar
hitung angka 0 sampai 9, matematika penuh dengan logika, nalar, juga bermanfaat dalam kehidupan.
Terkait dengan pembelajaran di sekolah-sekolah,
bidang studi matematika ini diberikan sejak awal mulai dari penjumlahan,
pengurangan, pembadian, perkalian, hingga pada tingkat kesulitan sesuai dengan
jenjang pendidikannya. Pembelajaran matematika banyak mengalami kesulitan dalam
proses pembelajaran mengingat matematika yang abstrak dan penuh dengan
simbol-simbol.
Tidak jarang peserta didik mengeluhkan kesulitan
dalam mempelajari matematika yang notabene harus dipelajari karena masuk dalam
standar kelulusan peserta didik. Memeang, matematika yang cenderung bersfat
abstrak ini membuat peserta didik mengalami kesulitan, tetapi di sisi lain,
guru juga berperan besar dalam proses pembelajaran walaupun guru sering
dikatakan hanya sebagai fasilitator.
Dalam proses pembelajaran, guru mentransfer ilmu
pengetahuan kepada peserta didik, kemudian peserta didik menerima ilmu yang diberikan
oleh guru di depan kelas. dalam hal ini, tentu guru berpengaruh dalam
pencapaian pembelajaran. Namun, bukan berarti semua dipengarui oleh guru karena
dalam pembelajaran, banyak faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran siswa.
Bisa faktor dari luar, ataupun dari dalam. Faktor dari luar misalnya terkait
dengan motivasi internal diri peserta didik. Sedangkan faktor dari luar,
meliputi lingkungan, baik sekolah, keluarga, teman, atau guru, yang tentu ikut
mempengaruhi pembelajaran anak.
Terkait dengan guru sendiri sebagai mediator kelas,
tentu ketrampilan-ketrampilan yang harus dimiliki seorang guru tertanam dalam
dirinya. Keterampilan guru mengajar, metode-metode mengajar, keahlian dalam
menguasai materi juga perlu dicamkan oleh seorng guru. Tidak hanya itu saja,
kemampuan guru dalam mendidik serta memahami psikologi anak pun perlu
diperhatikan. Sehingga, proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan
tercapai tujuan pembelajaran dengan memperhatikan bakat ataupun psikologi anak.
Berhubungan dengan pembelajaran matematika yang
tidak jarang dikeluhkan oleh kebanyakan siswa bahwa pelajaran matematika suit
untuk dipelajari mengingat matematika yang bersifat abstrak, sehendaknya
menjadi motivasi guru dalam memperbaiki proses pembelajaran
yang selama ini ada. Jadi, perlu suatu keuletan dalam menganalisis bagaimana
agar matematika ini menjadi suatu ilmu yang mudah untuk dipahami khususnya bagi
pelajar / siswa.
Kembali pada masalah guru, guru di kelas ini menjadi
obyek perhatian siswa baik dari penyampaian materi ataupun cara bersikap.
Sehingga, benar bahwa guru ini menjadi contoh atau teladan bagi siswanya,
bahkan gerak-gerik guru di kelas pun tidak luput dari perhatian siswa. Guru
yang penyampaiannya menarik dan tidak membosankan akan membuat siswa senang
dengan guru tersebut maupun pelajaran yang disampaikan. Siswa akan tersa mudah
memahami pembelajaran tersebut.
Membuat matematika menjadi mudah akan menjadi
motivasi guru, kekreatifan guru matematika dalam mengajar, dalam menyampaikan
matematika menjadi hal yang menarik sehingga siswa akan merasa senang terebih
dahulu dengan matematika. Dengan perasaan senang tentu akan menjadi motivasi
sisawa untuk terus belajar matematika. Dengan begitu, matematika akan menjadi
terasa mudah untuk dipelajari. Yang menjadi persoalan disini adalah bagaimana
semestinya guru matematika sehigga matematika bisa terasa mudah di hati
siswanya.
Hal yang tidak terlepas dalam pembelajaran yaitu cara
pencapaian guru di kelas. Walaupun banyak faktor lain yang mempengaruhi proses
pembelajaran siswa, tetapi guru merupakan bagian dari faktor luar yang terdekat
ketika melakukan pembelajaran di sekolah.
Cara penyampain guru, dalam hal matematika ini, guru
menjelaskan hitung matematika. Dalam penghitungan matematika ini, tentu bersifat
abstrak dan ini akan sulit dipahami bagi siswa pemula jika penjumlahan
dilakukan secara langsung. Namun dengan menyatakan sifat-sifat real, siswa akan
lebih bisa memahami. Misalnya saja, dalam menjumlahkan dua bilangan, biasa
menggunakan contoh telur atau benda nyata yang lain yang kemudian digunakan
untuk melakukan penjumlahan. Setelah siswa paham, maka pada tingkat lebih atas,
hal-hal yang bersifat sngat real ini kemudian lebih ke bersifat abstrak.
Misalnya hanya dengan menyatakan ke dalam bentuk simbol. Pada tingkat yang lebih atas lagi,
maka siswa akan menggunakan hal-hal yang bersifat lebih abstrak.
Berdasar tingkatan pemahaman siswa, maka guru pun perlu
terampil dalam menerapkan metode pembelajaran seperti apakah yang cocok untuk
siswanya. Di sisi lain, guru juga perlu kreatif dalam melakukan pembelajaran di
kelas sehingga siswa tertarik dengan matematika dan tidak jenuh dengan
penghitungan-penghitungan matematika
dengan sifat abstraknya ini. Metode pengajaran yang monoton tentu hanya akan
mengajak siswanya dalam kejenuhan, sehingga matematika bisa menjadi hal yang
sangat membosankan untuk dipelajari dan sesuatu yang sangat sulit. Proses
pembelajaran inilah yang nantinya akan membawa matematika pada sesuatu yang
mudah untuk dipelajari.
Pembelajaran yang unik dan kreatif dengan
metode-metode belajar yang variatif akan menciptakan suasana belajar yang tidak
menjenuhkan. Sebenarnya matematika adalah hal yang menarik untuk dipelajari
sekalipun abstraksi selalu menempel dalam diri matematika. Analisis abstrak
matematika ini bukan berarti tidak bisa mempelajari matematika dengan
realita-realita di sekitar kita, tetapi justru melalui aktualisasi terlebih
dahulu inilah pengabstraksian matematika akan lebih bisa dimengerti. Dalam
proses pembelajaran, guru bisa membuat suasana apapun asal tidak menyeleweng
dari kode etik ataupun kurikulum pembelajaran yang telah disepakati. Guru bisa
menerapkan benda-benda sekitar dalam memvisualisasikan bentuk-bentuk yang
terkait dengan materi yang akan dipelajari.
Sebelum masuk dalam inti materi/pembelajaran, hal pertama
yang perlu dilakukan yaitu memotivasi siswa dengan cara memberikan penjelasan
tentang manfaat yang akan diperoleh dari materi matematika yang akan
dipelajari. Selanjutnya, pembelajaran dapat disekenggarakan secara kontekstual
atau dengan menggambarkan hal-hal nyata yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajri tersebut. Dengan demikian, siswa akan lebih memahami mengingat
sesuatu yang real lebih udah dimengerti daripada hal yang abstrak. Misalnya,
dalam menentukan bentuk limas, guru atau murid diminta menampilkan hasil
karyanya berupa limas tersebut yang terbuat dari serotan atau benda-benda lain
di sekelilingnya. Dengan aktualisasi bentuk limas tersebut, maka siswa akan mudah
mengidentifikasi ciri-ciri pada limas. Atau, kalau dalam matematika itu, sub
bab yang sering dirasa sulit oleh siswa menengah atas yaitu pada bab trigonometri
walaupun pertidaksamaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar