Rabu, 19 Desember 2012

How To Make Math Easy?



Password: Teacher, Mathematics
Matematika merupakan suatu unsur dalam bidang keilmuan yang meliputi berbagai unsur dalam kehidupan yang terdiri dari struktur, ruang dan lain sebagainya. Dalam kalangan ilmuwan, matematika diteliti sebagai obyek penelitian yang mencakup unsur struktur, konfigurasi, dsb.
Dalam pendidikan sekolah, matematika sebagai bidang study ilmiah yang harus dikuasai oleh peserta didik sejak dini. Penghitungan merupakan salah satu unsur  matematika yang sangat dominan. Namun, matematika bukanlah sekedar hitung angka 0 sampai 9, matematika penuh dengan logika, nalar, juga bermanfaat dalam kehidupan.
Terkait dengan pembelajaran di sekolah-sekolah, bidang studi matematika ini diberikan sejak awal mulai dari penjumlahan, pengurangan, pembadian, perkalian, hingga pada tingkat kesulitan sesuai dengan jenjang pendidikannya. Pembelajaran matematika banyak mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran mengingat matematika yang abstrak dan penuh dengan simbol-simbol.

Tidak jarang peserta didik mengeluhkan kesulitan dalam mempelajari matematika yang notabene harus dipelajari karena masuk dalam standar kelulusan peserta didik. Memeang, matematika yang cenderung bersfat abstrak ini membuat peserta didik mengalami kesulitan, tetapi di sisi lain, guru juga berperan besar dalam proses pembelajaran walaupun guru sering dikatakan hanya sebagai fasilitator.
Dalam proses pembelajaran, guru mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik, kemudian peserta didik menerima ilmu yang diberikan oleh guru di depan kelas. dalam hal ini, tentu guru berpengaruh dalam pencapaian pembelajaran. Namun, bukan berarti semua dipengarui oleh guru karena dalam pembelajaran, banyak faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran siswa. Bisa faktor dari luar, ataupun dari dalam. Faktor dari luar misalnya terkait dengan motivasi internal diri peserta didik. Sedangkan faktor dari luar, meliputi lingkungan, baik sekolah, keluarga, teman, atau guru, yang tentu ikut mempengaruhi pembelajaran anak.
Terkait dengan guru sendiri sebagai mediator kelas, tentu ketrampilan-ketrampilan yang harus dimiliki seorang guru tertanam dalam dirinya. Keterampilan guru mengajar, metode-metode mengajar, keahlian dalam menguasai materi juga perlu dicamkan oleh seorng guru. Tidak hanya itu saja, kemampuan guru dalam mendidik serta memahami psikologi anak pun perlu diperhatikan. Sehingga, proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan tercapai tujuan pembelajaran dengan memperhatikan bakat ataupun psikologi anak.
Berhubungan dengan pembelajaran matematika yang tidak jarang dikeluhkan oleh kebanyakan siswa bahwa pelajaran matematika suit untuk dipelajari mengingat matematika yang bersifat abstrak, sehendaknya menjadi motivasi guru dalam memperbaiki proses pembelajaran yang selama ini ada. Jadi, perlu suatu keuletan dalam menganalisis bagaimana agar matematika ini menjadi suatu ilmu yang mudah untuk dipahami khususnya bagi pelajar / siswa.
Kembali pada masalah guru, guru di kelas ini menjadi obyek perhatian siswa baik dari penyampaian materi ataupun cara bersikap. Sehingga, benar bahwa guru ini menjadi contoh atau teladan bagi siswanya, bahkan gerak-gerik guru di kelas pun tidak luput dari perhatian siswa. Guru yang penyampaiannya menarik dan tidak membosankan akan membuat siswa senang dengan guru tersebut maupun pelajaran yang disampaikan. Siswa akan tersa mudah memahami pembelajaran tersebut.
Membuat matematika menjadi mudah akan menjadi motivasi guru, kekreatifan guru matematika dalam mengajar, dalam menyampaikan matematika menjadi hal yang menarik sehingga siswa akan merasa senang terebih dahulu dengan matematika. Dengan perasaan senang tentu akan menjadi motivasi sisawa untuk terus belajar matematika. Dengan begitu, matematika akan menjadi terasa mudah untuk dipelajari. Yang menjadi persoalan disini adalah bagaimana semestinya guru matematika sehigga matematika bisa terasa mudah di hati siswanya.
Hal yang tidak terlepas dalam pembelajaran yaitu cara pencapaian guru di kelas. Walaupun banyak faktor lain yang mempengaruhi proses pembelajaran siswa, tetapi guru merupakan bagian dari faktor luar yang terdekat ketika melakukan pembelajaran di sekolah.
Cara penyampain guru, dalam hal matematika ini, guru menjelaskan hitung matematika. Dalam penghitungan matematika ini, tentu bersifat abstrak dan ini akan sulit dipahami bagi siswa pemula jika penjumlahan dilakukan secara langsung. Namun dengan menyatakan sifat-sifat real, siswa akan lebih bisa memahami. Misalnya saja, dalam menjumlahkan dua bilangan, biasa menggunakan contoh telur atau benda nyata yang lain yang kemudian digunakan untuk melakukan penjumlahan. Setelah siswa paham, maka pada tingkat lebih atas, hal-hal yang bersifat sngat real ini kemudian lebih ke bersifat abstrak. Misalnya hanya dengan menyatakan ke dalam bentuk  simbol. Pada tingkat yang lebih atas lagi, maka siswa akan menggunakan hal-hal yang bersifat lebih abstrak.
Berdasar tingkatan pemahaman siswa, maka guru pun perlu terampil dalam menerapkan metode pembelajaran seperti apakah yang cocok untuk siswanya. Di sisi lain, guru juga perlu kreatif dalam melakukan pembelajaran di kelas sehingga siswa tertarik dengan matematika dan tidak jenuh dengan penghitungan-penghitungan  matematika dengan sifat abstraknya ini. Metode pengajaran yang monoton tentu hanya akan mengajak siswanya dalam kejenuhan, sehingga matematika bisa menjadi hal yang sangat membosankan untuk dipelajari dan sesuatu yang sangat sulit. Proses pembelajaran inilah yang nantinya akan membawa matematika pada sesuatu yang mudah untuk dipelajari.
Pembelajaran yang unik dan kreatif dengan metode-metode belajar yang variatif akan menciptakan suasana belajar yang tidak menjenuhkan. Sebenarnya matematika adalah hal yang menarik untuk dipelajari sekalipun abstraksi selalu menempel dalam diri matematika. Analisis abstrak matematika ini bukan berarti tidak bisa mempelajari matematika dengan realita-realita di sekitar kita, tetapi justru melalui aktualisasi terlebih dahulu inilah pengabstraksian matematika akan lebih bisa dimengerti. Dalam proses pembelajaran, guru bisa membuat suasana apapun asal tidak menyeleweng dari kode etik ataupun kurikulum pembelajaran yang telah disepakati. Guru bisa menerapkan benda-benda sekitar dalam memvisualisasikan bentuk-bentuk yang terkait dengan materi yang akan dipelajari.
Sebelum masuk dalam inti materi/pembelajaran, hal pertama yang perlu dilakukan yaitu memotivasi siswa dengan cara memberikan penjelasan tentang manfaat yang akan diperoleh dari materi matematika yang akan dipelajari. Selanjutnya, pembelajaran dapat disekenggarakan secara kontekstual atau dengan menggambarkan hal-hal nyata yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajri tersebut. Dengan demikian, siswa akan lebih memahami mengingat sesuatu yang real lebih udah dimengerti daripada hal yang abstrak. Misalnya, dalam menentukan bentuk limas, guru atau murid diminta menampilkan hasil karyanya berupa limas tersebut yang terbuat dari serotan atau benda-benda lain di sekelilingnya. Dengan aktualisasi bentuk limas tersebut, maka siswa akan mudah mengidentifikasi ciri-ciri pada limas. Atau, kalau dalam matematika itu, sub bab yang sering dirasa sulit oleh siswa menengah atas yaitu pada bab trigonometri walaupun pertidaksamaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar